DESKRIPSI
DESA UJUNG BULU
a.
Keadaan Fisik Wilayah
Desa Ujung
Bulu terletak di sebelah utara Ibu kota Kecamatan Rumbia
pada koordinat 5°26’31.56” S 119°53’00.36’’ E dan 5°23’04.72” S 119°56’18.09’’
E. Desa dengan luas
666,12 ha ini berjarak ± 15 km dari
kota kecamatan
dan ± 40 km dari Ibu kota Kabupaten. Adapun batas wilayah Desa
Ujung Bulu adalah sebagai berikut:
a.
Sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Sinjai
b.
Sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Tompobulu
c.
Sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Jenetallasa
d.
Sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Gowa
Berdasarkan letak geografisnya, Desa Ujung Bulu berada di dataran tinggi yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas, serta kaya akan potensi sumber daya alam lainnya,
seperti sumber mata air yang
dapat ditemukan di setiap
dusun. Desa ini merupakan
salah satu desa di Jeneponto yang mempunyai
tingkat kesuburan tanah yang sesuai
dengan berbagai jenis tanaman, baik tanaman palawija
maupun tanaman hortikultura.
Desa Ujung Bulu termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan
Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa ini terdiri
dari tujuh (7) dusun yaitu Dusun Bonto Manai, Dusun Bonto Jai, Dusun
Kambutta Toa, Dusun Kayu Colo, Dusun
Bungayya, Dusun Panakkukang, dan Dusun Balewang.
Desa Ujung Bulu memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Umumnya musim hujan terjadi pada bulan November hingga April,
bahkan kadang hingga bulan Juni. Sedangkan
musim kemarau terjadi pada bulan Mei hingga Oktober.
Rata-rata curah hujan mencapai 1.535 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Januari dan Februari, sedangkan curah hujan terendah pada bulan Juli, Agustus, dan September.
b.
Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk Desa Ujung Bulu dapat dilihat dari hasil sensus
penduduk yang dilakukan pada tahun 2015. Tercatat jumlah penduduk Desa Ujung
Bulu 2.382 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1.223 jiwa dan perempuan sebanyak
1.159 jiwa. Berdasarkan data pemerintah
Desa Ujung Bulu tahun 2015, jumlah rumah tangga yang ada di Desa Ujung Bulu tercatat sebanyak 807 KK. Pertambahan penduduk tidak terlalu pesat, hanya saja tingkat pernikahan
usia dini yang masih tinggi dimana perempuan rata-rata menikah diusia 15-18 tahun,
yang mestinya pada usia tersebut mereka masih mengenyam bangku sekolah. Walaupun
demikian angka kepadatan penduduk di Desa Ujung Bulu masih tergolong kurang
padat. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga setiap rumah
tangga sebanyak lima jiwa yang terdiri dari dua orang tua dan tiga anak.
Jumlah rumah tangga di Desa Ujung Bulu sangat besar sehingga perlu
ada pemberdayaan baik di tingkat Pemerintah Desa maupun tingkat masyarakat
sehingga pendapatan masyarakat meningkat guna mencukupi kebutuhan rumah tangga
apa lagi dengan potensi yang ada di Desa Ujung Bulu yang apabila dimanfaatkan
dengan baik dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat. Berdasarkan
hasil sensus penduduk desa Ujung Bulu pada tahun 2015, tingkat kemiskinan
masyarakat mencapai 41%. Hal ini menandakan bahwa desa Ujung Bulu memiliki
tingkat kesejahteraan yang masih sangat perlu ditingkatkan.
Masyarakat Ujung Bulu umumnya
adalah masyarakat yang religius, sopan, ramah, tekun dan rajin bekerja. Ketekunan ini dibuktikan dengan kebiasaan
masyarakat yang menghabiskan hampir seluruh aktivitasnya di kebun. Kehidupan sosial masyarakat
sehari-hari masih kental dengan budaya timur yang mempertahankan semangat gotong
royong dan bekerja sama dalam berbagai bidang, baik dalam hal pekerjaan fisik
bangunan maupun pertanian. Hal ini menjadi ciri khas masyarakat Jeneponto pada umumnya dan masyarakat Desa Ujung
Bulu pada khususnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil sensus tahun 2015 tingkat pendidikan warga Desa
Ujung Bulu meningkat dibandingkan tahun lalu dan setara dengan pendidikan di
desa lainnya. Namun, masih perlu perhatian yang lebih serius untuk memberi
penyadaran kepada seluruh masyarakat Ujung Bulu akan pentingnya pendidikan bagi
pembangunan desa, karena dengan adanya pendidikan masyarakat lebih mampu
melakukan pengembangan dan pemanfaatan potensi yang ada di desa. Sarana dan
prasarana pendidikan cukup memadai dengan adanya bangunan sekolah dasar yang
ada di Desa Ujung Bulu.
Mayoritas penduduk Ujung Bulu memiliki mata pencaharian
sebagai petani dan berkebun, sesuai dengan hasil komoditi terbesar yang
bersumber dari Ujung Bulu adalah kopi. Selain itu, banyak juga yang
mengandalkan tanaman hortikultura seperti bawang merah, kol, wortel, tembakau
dan sawi.
Berdasarkan hasil diskusi dan informasi dari masyarakat bahwa di
Desa Ujung Bulu tidak ada penyakit yang mendominasi dikarenakan sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai. Penyakit yang umumnya diderita warga adalah penyakit muntaber
dan influenza. Penyakit ini kadang terjadi pada musim hujan dan pada saat pergantian musim.
Unit pelayanan kesehatan yang ada di Desa
Ujung Bulu berupa 1 unit Pustu yang dijadikan sebagai sarana pertolongan pertama bagi warga desa. Namun untuk saat ini masih belum bisa dimanfaatkan
oleh masyarakat karena adanya beberapa kendala, seperti sangat jauh dari standar kesehatan serta fasilitas yang
masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dari semua pihak
baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten untuk memberikan
bantuan sarana dan prasarana.
Desa Ujung
Bulu yang berada di dataran tinggi ini merupakan daerah yang subur dan memiliki
sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan, baik itu dari sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, maupun ekowisata. Pada sektor pertanian dan
perkebunan, masyarakat pada umumnya menanam tanaman sayur-sayuran, jagung,
kopi, tembakau, dan cengkeh. Sedangkan untuk sektor peternakan, masyarakat
umumnya memelihara sapi, kambing, kuda, dan lain-lain. Adapun untuk sektor
ekowisata, desa ini memiliki banyak objek wisata yang dapat dikembangkan
misalnya wisata hortikultura, air terjun, dan wisata alam pegunungan. Namun
untuk saat ini, masyarakat umumnya hanya memperoleh pendapatan dari sekor
pertanian, perkebunan, dan peternakan. Kondisi geografis desa Ujung Bulu yang
sangat potensial sehingga sangat memungkinkan bagi masyarakat untuk memiliki
mata pencaharian ganda. Selain bertani masyarakat Ujung Bulu juga memperoleh
pendapatan dari sektor peternakan. Walaupun secara umum teknik beternak
masyarakat masih bersifat tradisional sehingga masih perlu dikembangkan untuk
memperoleh pendapatan yang maksimal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c.
Potensi Kawasan
Desa
ujung bulu memiliki potensi yang banyak dalam berbagai bidang. Seperti dalam
bidang pertanian, ujung bulu memiliki beragam tumbuhan hortikultura, tanaman
pangan dan macam-macam buah. Dan dibidang perkebunan, ujung bulu memiliki kebun
tembakau, cengkeh, dan kopi Arabica cita rasa madu yang telah diolah dari buah kopi
hingga diolah bijinya menjadi bubuk. Namun untuk kedepannya desa ujung bulu
ingin memproduksi tembakau menjadi rokok. Dan kopi akan dibuat menjadi hak
paten desa ujung bulu
Selain
lahan pertanian dan perkebunan yang luas dan subur, Desa Ujung Bulu memiliki
sumber daya alam yang penting yaitu Bukit bontolojong dimana belum terekspos
oleh masyarakat jeneponto yang di dalamnya terdapat Air terjun yang sangat
jernih airnya, terdapat hewan langkah seperti Anoa dan ayam hutan. Di ujung
bulu pula sangat berkelimpahan mata air. Selain itu terdapat objek wisata goa
yang dihuni kelelawar. Di ujung bulu pula ada jalur tracking mendaki ke puncak
gunung lompo battang.
Dari
sisi kehutanan pula ujung bulu sangat kaya akan hutannya,dimana memiliki
beragam jenis pohon dan tumbuhan. Hutan ini pula dapat dijadikan hutan industry
dimana terdapat banyak hutan bambu dan hutan rotan. Dan juga terdapat banyak
lebah hutan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan industry madu.
Dari
sisi perkebunan ujung bulu sangat terkenal akan model rumah adat panggung yang
dimana di bawahnya memiliki kandang untuk beragam ternak seperti sapi, kuda,
kambing, ayam dan bebek. Dan ternak sapi tersebut dapat dimanfaatkan kotorannya
untuk berbagai macam pemanfaatan seperti energy biogas yang dapat menggantikan
gas elpiji dalam menghasilkan api dari sebuah kompor. Setelah dimanfaatkan
biogasnya, sisa kotoran yang sudah kering dapat dipergunakan sebagai pupuk
kompos dan pupuk cair. Sekarang pupuk cair ujung bulu yang diberi brand
“bontolojong” telah diproduksi dalam kemasan botol. Dari sisi perikanan sangat
berpotensi mengingat sumber daya air yang sangat melimpah sehingga mampu
mendukung dalam pembuatan kolam ikan untuk dimanfaatkan ikannya menjadi
industry produksi ikan.