Senin, 03 Oktober 2016

Deskripsi Desa Ujung Bulu Jeneponto PART 2



Jeneponto terkenal dengan wilayah yang kering dan gersang. Namun hal ini tak sepenuhnya benar, hal ini dikarenakan ada beberapa wilayah jeneponto yang berada pada ketinggian 600-1900 mdpl. Salah satu wilayah administratif Kabupaten  Jeneponto yang  berada pada ketinggian 1400 mdpl yang di fasilitasi dengan keadaan tanah yang subur, cuaca dingin, budaya yang melegendaris, serta keindahan alam yang indah, yaitu desa Ujung Bulu, kecamatan Rumbia, kabupaten Jeneponto.
Desa Ujung Bulu berada disebelah utara Ibukota Kecamatan Rumbia dengan jarak  ± 15 km dari Kota Kecamatan dan dengan jarak 40 km  dari Ibukota Kabupaten yang merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah 666.12 Ha. Desa Ujung Bulu terdiri dari 7 dusun yaitu Dusun Panakkukang, Balewang, Bungayya, Kayu Colo, Kambutta Toa, Bontojai dan Bontomanai. Adapun batas wilayah Desa Ujung BuluKecamatan Rumbia adalah sebagai berikut :
a.       Sebelah Utara berbatasan denganKabupaten Sinjai
b.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompobulu
c.       Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jenetallasa
d.      Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa

          Gambar 1. Letak geografis Desa Ujung Bulu pada peta wilayah Kabupaten Jeneponto





 


       Gambar 2. Peta Administrasi Desa Ujung Bulu 
Desa Ujung Bulu memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Umumnya musim hujan terjadi pada iklim Nopember sampai April bahkan kadang sampai bulan Juni. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena keberadaan pada dataran tinggi sedangkan untuk musim kemarau terjadi pada bulan Mei atau bahkan bulan Juli sampai bulan Oktober. Masyarakat sering merasakan adanya peralihan musim seperti adanya kabut tebal yang menghalangi jarak pandang, angin kencang, serta terasa semakin dingin pada malam hari, biasanya suhu mencapai 12-240C.
Desa Ujung Bulu beriklim tropis karena berada pada ketinggian.  Rata-rata curah hujan mencapai 1.535 Mm,  curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari sedangkan curah hujan yang terendah bulan Juli, Agustus dan September. Pada musim hujan inilah digunakan oleh warga untuk mengolah lahan.
Desa Ujung Bulu memiliki jalanan yang sudah diaspal namun sudah rusak akibat genangan air.  Kondisi jalan menuju ke desa  dari Ibukota Kecamatan atau Kabupaten  dengan situasi berkelok dan tanjakan karena berada di atas ketinggian sehingga perlu ekstra hati-hati terutama jika musim hujan. Namun pemandangan sangat indah karena disana sini ditanami tanaman Hortikultura berupa sayuran seperti kol, buncis, wortel, seledri, tomat, cabe  dan tanaman jangka panjang seperti kopi, coklat, cengkeh, mangga, pisang dan tanaman lainnya. Petani di Desa Ujung Bulu sepertinya tak mengenal lelah karena tidak henti-hentinya menanam tanaman berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki karena disamping sumber mata air sangat mendukung untuk melakukan aktifitas pertaniannya.

Sumberdaya Alam Desa Ujung Bulu
Desa merupakan suatu aset dalam memperkuat ekonomi wilayah itu sendiri. Ujung bulu memiliki potensi dalam memperkuat ekonomi,  hal ini ada karena sumber daya alam yang berlimpah.
Secara geografis desa Ujung Bulu  merupakan salah satu desa yang kaya akan potensi sumber daya alam seperti adanya sumber mata air disetiap dusun yang merupakan sumber air bersih dan irigasi. Adapun kegiatan lain yang sering dilakukan masyarakat desa Ujung Bulu yakni beternak.  
Kesuburan tanah yang sangat baik menjadi alasan utama para petani untuk bercocok tanam.  Untuk itulah desa Ujung Bulu merupakan salah satu desa penghasil tanaman palawija dan hortikultura seperti sayuran  antara lain :
1.      Kol
Kubis  atau akrab dengan nama kol merupakan sayuran berlapis-lapis. Pada umumnya kol berwarna hijau, ungu, dan putih. Namun yang kita jumpai di desa ujung bulu hanyalah warna putih dan hijau. Tanaman yang rata-rata tingginya 45-60 cm ini dengan berat 0,5-4 kg.
Keadaan tanah desa ujung bulu yang sangat subur dan berada di daerah pegunungan (1400 mdpl) membuat tanaman kol ini tumbuh dengan baik.

2.      Sawi Putih

Tumbuhan memanjang seperti silinder dengan pangkal membulat, berwarna putih, dan daun berlapis-lapis. Sawi putih ini hanya tumbuh baik  pada daerah yang sejuk. Sawi putih ini memiliki aroma khas. Disebutnya sawi putih karena daunnya kuning pucat dan tangkai  daunnya putih.
3.      Buncis
4.      Bawang merah
      
Bawang merah ini tumbuh pada daerah dingin, tropis dan sub-tropis . bawang merah digunakan sebagai bumbu masak, acar, obat tradisional. Bawang merah mengandung vit. C, kalium, asam folat, kalsium, zat besi, mengandung hormon auksin dan giberelin.
Bawang merah merupakan tanaman berlapis, sejenis umbi. Masyarakat banyak yang menanam tanaman ini.
5.      Wortel
Wotel adalah tumbuhan dengan siklus hidup 12-24 bulan.
6.      Labu siam
7.      Labu
8.      Tomat

Tomat Solanum lycopersicum adalah tumbuhan berbuah yang dapat dijadikan bahan dasar makanan. Sepanjang jalan desa ujung bulu kita akan menjumpai hiasan tomat yang masih melekat pada tangkainya.
9.       Cabe




10.  Daun bawang
      

11.  Seledri
   
Seledri termasuk sayuran, bumbu masak dan dapat juga dijadikan sebagai obat. Seledri merupakan tanaman herbal yang rendah akan kalori yaitu 16 kalori/100 g dan mengandung serat non larut, sehingga tidak membuat pertambahan berat badan saat mengonsumsi, yang jika dikombinasikan dengan makanan dapat menurunkan berat badan dan kadar kolestrol dalam darah.
Sebagian masyaraakat Desa Ujung Bulu menanam Daun Seledri ini dikarenakan sangat mudah dalam proses penanaman dan sangat cepat di panen.




12.  Tembakau
          
         Tembakau Nicotiana tabacum L adalah tanaman yang hanya mengambil daunnya saat dipanen. Umumnya tembakau dipanen untuk dijadikan bahan dasar rokok, bahan dasar untuk dijadikan obat, selain itu dapat juga sebagai bahan dasar untuk beberapa jenis insektisida. Tembakau mengandung zat adiktif yaitu nikotin. Masyarakat Desa Ujung Bulu memanen tembakau untuk dijadikan bahan dasar rokok saja.

13.  Cengkeh
  
Tumbuhan yang memiliki aroma khas ini digunakan untuk bumbu masak, bahan dasar rokok kretek, bahan dasar obat, bahan dasar pestisida nabati dan sebagainya. Cengkeh atau dalam bahasa latinnya Syzygium aromaticum adalah tanaman tropis, umumnya tumbuh pada wilayah yang memiliki suhu diatas rata-rata seperti di daerah Indonesia Timur (Maluku, Papua,dsb).
Tanaman yang tumbuh di desa ujung bulu ini berukuran kecil daripada tanaman cengkeh pada umumnya, cengkeh ujung bulu cepat berbuah, dan memudahkan masyarakat pada saat memanennya. Hal itu dikarenakan ukuran tanaman cengkeh yang pendek. Sebagian masyarakat lebih menyenangi menjual hasil petikannya langsung tanpa mengeringkan terlebih dahulu.

14.  Kopi
 
       

Ujung Bulu merupakan salah satu penghasil kopi terbanyak dengan luas areal kopi keseluruhannya ialah 150 Ha. Jenis kopi yang dikembangkan oleh masyarakat desa Ujung Bulu adalah Arabica Gowa yang memiliki tajung yang lebih pendek. Kopi ini  diberi nama Kopi Cita Rasa Madu. Menurut masyarakat setempat pemberian nama Kopi Cita Rasa Madu dikarenakan pada saat penjemuran, ada lebah madu yang hinggap di butiran kopi. Anggapannya lebah akan hinggap karena ada kandungan madu atau sesuatu yang manis di situ. Sedangkan pada kopi biasa, malah yang hinggap adalah lalat.
Secara umum, proses pembuatan kopi madu diawali dengan proses pemetikan yang sudah matang di pohon, kemudian kopi digilang agar terkelupasnya kulit kopi dan diferementasi selama dua hari. Selanjutnya kopi dijemur samping kering / selama tiga hari atau berada pada kadar air 11-12 %. Kemudian kopi disangrai selama 30 menit dengan menggunakan alat manual.
Produk kopi ini sudah mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah Jeneponto. Kopi merupakan salah satu kekuatan ekonomi tertinggi di Ujung Bulu.


             Ternak
1.    Sapi

           

Potensi Wisata
1.      Bonto Lojong
    Jalan menuju Gunung Bonto Lojong

                  Penanda jalan menuju Gunung Bonto Lojong

       
                           Keadaan jalan menuju Gunung Bonto Lojong

                
  Gambar. Salah satu tempat yang menyajikan panaroma indah di kaki Gunung Bonto Lojong
            Desa Ujung Bulu berada di kaki Gunung Bonto Lojong  dimana suhu rata-rata adalah 15,50C dan prepitasi rat-rata 3,848 mm. Lokasi ini memiliki iklim dingin. Gunung Bonto Lojong berasal dari dua kata yaitu bonto (gunung) dan lojong (sebuah jenis kapak).
Wisata alam yang satu ini memiliki panorama yang indah. Akan tetapi, kurang adanya informasi kepada masyarakat luas akan indahnya ciptaan sang pencipta, kurangnya perhatian dari pemerintah dalam pengembangan.

Potensi Budaya
1.      Pencak Silat
Pencak silat adalah salah satu olahraga tradisional dan juga merupakan seni bela diri. Desa Ujung Bulu terkenal dengan pencak silatnya, biasanya pencak silat ditampilkan pada acara pernikahan, sunatan, akikahan dan sebagainya.
 
Gambar . Masyarakat bersama Anggota KKN Tematik UNHAS saat latihan pencak silat yang akan ditampilkan pada Festival Potensi Desa dan Kearifan Lokal