Jeneponto terkenal dengan wilayah
yang kering dan gersang. Namun hal ini tak sepenuhnya benar, hal ini
dikarenakan ada beberapa wilayah jeneponto yang berada pada ketinggian 600-1900
mdpl. Salah satu wilayah administratif Kabupaten Jeneponto yang
berada pada ketinggian 1400 mdpl yang di fasilitasi dengan keadaan tanah
yang subur, cuaca dingin, budaya yang melegendaris, serta keindahan alam yang
indah, yaitu desa Ujung Bulu, kecamatan Rumbia, kabupaten Jeneponto.
Desa Ujung Bulu berada disebelah utara Ibukota Kecamatan Rumbia dengan
jarak ± 15
km dari Kota Kecamatan dan
dengan jarak 40
km dari Ibukota Kabupaten yang merupakan
salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto
dengan luas wilayah 666.12 Ha. Desa Ujung Bulu terdiri
dari 7 dusun yaitu Dusun Panakkukang, Balewang, Bungayya, Kayu Colo, Kambutta Toa, Bontojai dan Bontomanai.
Adapun batas wilayah Desa Ujung BuluKecamatan Rumbia adalah sebagai berikut :
a. Sebelah
Utara berbatasan denganKabupaten
Sinjai
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompobulu
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jenetallasa
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Gambar 1. Letak
geografis Desa Ujung Bulu pada peta wilayah Kabupaten Jeneponto
Desa Ujung Bulu memiliki dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Umumnya musim hujan terjadi pada iklim
Nopember sampai April bahkan kadang sampai bulan Juni. Perbedaan ini mungkin
disebabkan karena keberadaan pada dataran tinggi sedangkan untuk musim kemarau
terjadi pada bulan Mei atau bahkan bulan Juli sampai bulan Oktober. Masyarakat
sering merasakan adanya peralihan musim seperti adanya kabut tebal yang
menghalangi jarak pandang, angin kencang, serta terasa semakin dingin pada
malam hari, biasanya suhu mencapai 12-240C.
Desa Ujung Bulu beriklim tropis
karena berada pada ketinggian. Rata-rata
curah hujan mencapai 1.535 Mm, curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari sedangkan curah hujan
yang terendah bulan Juli, Agustus dan September. Pada musim hujan inilah
digunakan oleh warga untuk mengolah lahan.
Desa Ujung Bulu memiliki jalanan yang
sudah diaspal namun sudah
rusak akibat genangan air. Kondisi jalan
menuju ke desa dari Ibukota Kecamatan atau Kabupaten dengan situasi berkelok dan tanjakan karena
berada di atas ketinggian sehingga perlu ekstra hati-hati terutama jika musim
hujan. Namun pemandangan sangat indah karena disana sini ditanami tanaman
Hortikultura berupa sayuran seperti kol, buncis, wortel, seledri, tomat, cabe dan tanaman jangka panjang seperti kopi,
coklat, cengkeh, mangga, pisang dan tanaman lainnya. Petani di Desa Ujung Bulu sepertinya
tak mengenal lelah karena tidak henti-hentinya menanam tanaman berbagai jenis
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki karena disamping sumber
mata air sangat mendukung untuk melakukan aktifitas pertaniannya.
Sumberdaya Alam
Desa Ujung Bulu
Desa merupakan suatu aset dalam
memperkuat ekonomi wilayah itu sendiri. Ujung bulu memiliki potensi dalam
memperkuat ekonomi, hal ini ada karena
sumber daya alam yang berlimpah.
Secara geografis desa Ujung Bulu merupakan salah satu desa yang kaya akan potensi
sumber daya alam seperti adanya sumber mata air disetiap dusun yang merupakan
sumber air bersih dan irigasi. Adapun kegiatan lain yang sering dilakukan
masyarakat desa Ujung Bulu yakni beternak.
Kesuburan tanah yang sangat baik
menjadi alasan utama para petani untuk bercocok tanam. Untuk itulah desa Ujung Bulu merupakan salah
satu desa penghasil tanaman palawija dan hortikultura seperti sayuran antara lain :
1.
Kol
.
Kubis atau akrab dengan nama kol merupakan sayuran
berlapis-lapis. Pada umumnya kol berwarna hijau, ungu, dan putih. Namun yang
kita jumpai di desa ujung bulu hanyalah warna putih dan hijau. Tanaman yang
rata-rata tingginya 45-60 cm ini dengan berat 0,5-4 kg.
Keadaan
tanah desa ujung bulu yang sangat subur dan berada di daerah pegunungan (1400
mdpl) membuat tanaman kol ini tumbuh dengan baik.
2.
Sawi
Putih
Tumbuhan
memanjang seperti silinder dengan pangkal membulat, berwarna putih, dan daun
berlapis-lapis. Sawi putih ini hanya tumbuh baik pada daerah yang sejuk. Sawi putih ini
memiliki aroma khas. Disebutnya sawi putih karena daunnya kuning pucat dan
tangkai daunnya putih.
4.
Bawang
merah
Bawang merah ini tumbuh pada daerah dingin,
tropis dan sub-tropis . bawang merah digunakan sebagai bumbu masak, acar, obat
tradisional. Bawang merah mengandung vit. C, kalium, asam folat, kalsium, zat
besi, mengandung hormon auksin dan giberelin.
Bawang merah merupakan tanaman
berlapis, sejenis umbi. Masyarakat banyak yang menanam tanaman ini.
5.
Wortel
Wotel
adalah tumbuhan dengan siklus hidup 12-24 bulan.
6.
Labu
siam
7.
Labu
8.
Tomat
Tomat
Solanum lycopersicum adalah tumbuhan
berbuah yang dapat dijadikan bahan dasar makanan. Sepanjang jalan desa ujung
bulu kita akan menjumpai hiasan tomat yang masih melekat pada tangkainya.
9.
Cabe
10.
Daun
bawang
11.
Seledri
Seledri termasuk sayuran, bumbu masak dan
dapat juga dijadikan sebagai obat. Seledri merupakan tanaman herbal yang rendah
akan kalori yaitu 16 kalori/100 g dan mengandung serat non larut, sehingga
tidak membuat pertambahan berat badan saat mengonsumsi, yang jika
dikombinasikan dengan makanan dapat menurunkan berat badan dan kadar kolestrol
dalam darah.
Sebagian masyaraakat Desa Ujung Bulu
menanam Daun Seledri ini dikarenakan sangat mudah dalam proses penanaman dan
sangat cepat di panen.
12.
Tembakau
Tembakau Nicotiana tabacum L adalah tanaman yang hanya mengambil daunnya
saat dipanen. Umumnya tembakau dipanen untuk dijadikan bahan dasar rokok, bahan
dasar untuk dijadikan obat, selain itu dapat juga sebagai bahan dasar untuk
beberapa jenis insektisida. Tembakau mengandung zat adiktif yaitu nikotin.
Masyarakat Desa Ujung Bulu memanen tembakau untuk dijadikan bahan dasar rokok
saja.
13.
Cengkeh
Tumbuhan yang memiliki aroma khas ini
digunakan untuk bumbu masak, bahan dasar rokok kretek, bahan dasar obat, bahan
dasar pestisida nabati dan sebagainya. Cengkeh atau dalam bahasa latinnya Syzygium aromaticum adalah tanaman
tropis, umumnya tumbuh pada wilayah yang memiliki suhu diatas rata-rata seperti
di daerah Indonesia Timur (Maluku, Papua,dsb).
Tanaman
yang tumbuh di desa ujung bulu ini berukuran kecil daripada tanaman cengkeh
pada umumnya, cengkeh ujung bulu cepat berbuah, dan memudahkan masyarakat pada
saat memanennya. Hal itu dikarenakan ukuran tanaman cengkeh yang pendek.
Sebagian masyarakat lebih menyenangi menjual hasil petikannya langsung tanpa
mengeringkan terlebih dahulu.
14.
Kopi
Ujung Bulu merupakan salah satu
penghasil kopi terbanyak dengan luas areal kopi keseluruhannya ialah 150 Ha.
Jenis kopi yang dikembangkan oleh masyarakat desa Ujung Bulu adalah Arabica
Gowa yang memiliki tajung yang lebih pendek. Kopi ini diberi nama Kopi Cita Rasa Madu. Menurut
masyarakat setempat pemberian nama Kopi Cita Rasa Madu dikarenakan pada saat penjemuran, ada lebah madu yang hinggap di butiran kopi.
Anggapannya lebah akan hinggap karena ada kandungan madu atau sesuatu yang
manis di situ. Sedangkan pada kopi biasa, malah yang hinggap adalah lalat.
Secara umum, proses
pembuatan kopi madu diawali dengan proses pemetikan yang sudah matang di pohon,
kemudian kopi digilang agar terkelupasnya kulit kopi dan diferementasi selama
dua hari. Selanjutnya kopi dijemur samping kering / selama tiga hari atau berada
pada kadar air 11-12 %. Kemudian kopi disangrai selama 30 menit dengan
menggunakan alat manual.
Produk kopi ini sudah mulai
dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah Jeneponto. Kopi merupakan salah
satu kekuatan ekonomi tertinggi di Ujung Bulu.
Ternak
1.
Sapi
Potensi
Wisata
1. Bonto
Lojong
Jalan menuju Gunung Bonto Lojong
Penanda jalan menuju Gunung
Bonto Lojong
Keadaan jalan menuju
Gunung Bonto Lojong
Gambar. Salah satu tempat yang menyajikan panaroma indah di kaki Gunung
Bonto Lojong
Desa Ujung Bulu berada di kaki Gunung Bonto
Lojong dimana suhu rata-rata adalah 15,50C
dan prepitasi rat-rata 3,848 mm. Lokasi ini memiliki iklim dingin. Gunung Bonto
Lojong berasal dari dua kata yaitu bonto (gunung) dan lojong (sebuah jenis
kapak).
Wisata alam yang satu ini memiliki
panorama yang indah. Akan tetapi, kurang adanya informasi kepada masyarakat
luas akan indahnya ciptaan sang pencipta, kurangnya perhatian dari pemerintah
dalam pengembangan.
Potensi Budaya
1.
Pencak
Silat
Pencak silat adalah salah satu
olahraga tradisional dan juga merupakan seni bela diri. Desa Ujung Bulu terkenal
dengan pencak silatnya, biasanya pencak silat ditampilkan pada acara
pernikahan, sunatan, akikahan dan sebagainya.
Gambar . Masyarakat bersama Anggota
KKN Tematik UNHAS saat latihan pencak silat yang akan ditampilkan pada Festival
Potensi Desa dan Kearifan Lokal